Oleh : Hidayat
Tak terasa, sebentar lagi pensiun. Tahun ini, insyaAllah kalau ada umur saya pensiun bersama beberapa rekan lainnya. Menghadapi masa pensiun, banyak hal yang saya rasakan. Perasaan senang akan memiliki banyak waktu di rumah, berkumpul bersama keluarga. Apalagi kini kami memiliki keluarga baru, yaitu hadirnya menantu dan cucu, juga keluarga besan lainnya. Siapapun pastinya akan senang, berkumpul bersama keluarga, terlebih dalam keadaan sehat dan bahagia. Semua orang pasti mendambakan kebahagiaan memiliki banyak waktu bersama keluarga tercinta.
Menariknya, situasi pandemi seolah-olah memberikan gambaran suasana pensiun yang bakal datang. Bekerja menggunakan sistem WfH (Work from Home) alias banyak waktu melakukan kegiatan di rumah, membawa saya pada suasana pensiun yang begitu cepat. Sistem kerja WfH yang mulai diberlakukan pada Bulan Maret 2020 lalu, seakan warming up untuk saya dalam menyiapkan ektivitas untuk mengisi masa pensiun. Memiliki banyak waktu di rumah, pun bukan berarti terbebas dari masalah. Berada di rumah terus menerus tanpa aktivitas bermanfaat, bisa jadi masalah baru seperti timbulnya rasa jenuh atau bosan bahkan tidak menutup kemungkinan menghadirkan gangguan kesehatan.
Sehingga menata kegiatan atau merencanakan aktivitas dalam rangka memasuki waktu pensiun nanti, ada baiknya mulai dilakukan sekarang. Pola kerja piket atau WfH bisa dijadikan peluang untuk latihan menata aktivitas tersebut. Berada di rumah terus menerus bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan manakala diisi dengan beragam kegiatan, seperti memperbanyak kegiatan keagamaan, membantu secara rutin meringankan pekerjaan istri di rumah, melibatkan diri dengan kegiatan lingkungan masyarakat atau, kenapa tidak melakukan usaha untuk penghasilan tambahan. Untuk usaha dalam menambah penghasilan tambahan ini barangkali tidak seperti bekerja atau berusaha seperti pada usia muda. Usia pensiun dengan kondisi fisik dan mental yang menyesuaikan maka pekerjaan atau aktivitas pun disesuaikan pula dengan kondisi fisik dan mental yang ada.
Selain gambaran kesenangan tentang masa pensiun, ada sebuah situasi yang menurut saya lumayan membuat perasaan menjadi sedih atau terharu. Dengan pensiun tersebut, akan merasakan kehilangan kedekatan berinteraksi bersama rekan-rekan kerja di kantor. Suasana bekerja yang selama ini saya rasakan, menjadi tim kerja baik di humas, bagian administrasi atau puslatbang secara umum, tentu tidak dapat lagi saya lakukan. Saya tidak bisa lagi melakukan kegiatan potret-memotret kegiatan kantor. Tugas dokumentasi yang menjadi tugas utama saya, sekaligus tugas yang sangat menyenangkan barangkali tinggal kenangan. Saya akan merindukan aktivitas tersebut, dan untuk mengobati tasa rindu itu, saya hanya bisa membuka atau melihat hasil jepretan yang sudah saya muat di media sosial seperti FB, instagram atau WA. Namun hobby potret ini akan terus saya lakukan untuk mengisi kegiatan di masa pensiun.
Sempat terfikir juga, siapakah yang akan melanjutkan tugas “motret” di kantor ? pastinya harus ada, karena pekerjaan dokumentasi atau motret adalah pekerjaan sangat penting di organisasi, sama pentingnya dengan pekerjaan mengajar, meneliti dan meng-ases orang-orang. Tanpa dokumentasi berarti tanpa bukti kegiatan, tanpa bukti kegiatan berarti anggaran tidak cair, hehe .. semoga pekerjaan memotret yang saya lakukan selama ini, bermanfaat bagi kepentingan Puslatbang PKASN LAN yang saya cintai dan saya banggakan.
Keharuan lain dari masa pensiun adalah kenangan jalur Garut – Jatinangor. Sepanjang jalan Garut – Jatinangor menjadi saksi aktivitas saya selama bekerja di Puslatbang. Seakan saya tidak mungkin lupa dari setiap titik perjalanan yang saya lalui. Kelak di masa pensiun, perasaan terharu akan menjadi bagian emosi saya saat menapaki jakur Garut – Jatinangor, ohh ...
Keharuan berikut adalah saya tidak lagi duduk di ruangan humas Puslatbang yang selama ini menjadi kebanggaan saya. Saya tidak lagi mengenakan kemeja atau pakaian kerja setelah mandi pagi. HP saya tidak lagi menerima panggilan tugas dokumentasi kegiatan-kegiatan diklat, kajian, inovasi ataupun asesment. Uang makan tidak saya terima lagi. Tukin ? “yu dadah yu babay”, namun apakah saya dan istri harus tetap buka kantin di kantor ? kita lihat saja nanti. Hehe ..
Bicara soal waktu, hampir semua sepakat bahwa waktu bisa berlalu begitu cepat, atau sebaliknya. Cepat atau lambat waktu berlalu, tergantung bagaimana mengisi waktu tersebut. Jika teringat saat pertama bekerja di LAN, dulu saya bertugas sebagai tenaga keamanan dan pengemudi. Lantas kini saya diamanahi menjadi tugas photografer lalu sebentar lagi pensiun, rasanya waktu berlalu sangat cepat. Terasa baru kemarin, saya mengabdi di LAN, kini sudah memasuki MPP (Masa Persiapan Pensiun). Syukur yang tiada terhingga, tak henti-henti dicurahkan, mengingat perjalanan selama di LAN sangat dirasakan mulus lancar tanpa kurang suatu apapun.
Sumber: Majalah Cakrawala Puslatbang PKASN Edisi November 2020