
Kegiatan Presidential Lecture merupakan kegiatan pembekalan atau kuliah umum yang oleh Presiden Republik Indonesia kepada CPNS Angkatan 2017. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2018 di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Bagi CPNS yang berada di daerah maka kegiatan Presidential Lecture wajib diikuti melalui Teleconference bekerjasama dengan KemenkumHAM. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tema “Bersatu dalam Harmoni: Menuju Birokrasi Berkelas Dunia pada Tahun 2024”. Pembicara dalam kegiatan ini adalah Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, Asman Abnur (Menteri PANRB), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Nadiem Makarim (CEO GO-JEK), dan Yudi Latif (Kepala BPIP).
Sebagai pembicara awal dan tuan rumah acara Presidential Lecture, Menteri PANRB menyampaikan bahwa CPNS hasil seleksi Tahun 2017 adalah putra putri bangsa yang terbaik dari yang terbaik sehingga diharapkan melalui kegiatan kuliah umum Bapak Presiden ini dapat memberi bekal kepada CPNS agar dapat menjadi motor penggerak birokrasi yang handal dalam mewujudkan Birokrasi Kelas Dunia di Tahun 2024. Menteri PANRB, Asman Abnur pun menyampaikan bahwa CPNS seleksi Tahun 2017 merupakan jawaban dari Tantangan Era Industri 4.0. Hal ini dikarenakan proses rekrutmen dan seleksi dilakukan secara transparan dan objektif melalui Sistem CAT. Dengan Sistem CAT tersebut, dapat diminimalkan kemungkina-kemungkinan terjadinya tindakan tidak terpuji dalam proses seleksi CPNS seperti yang terjadi di tahun sebelumnya. Saat ini para peserta CPNS dapat secara langsung melihat hasil test CPNS secara real time dan akurat tidak lama setelah selesai melakukan test.
Selain itu, dalam sambutannya Menteri PANRB menyampaikan bahwa ASN merupakan salah satu asset penting sehingga Pemerintah melalui Kementerian PAN dan RB bekerjasama dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) sedang menyusun model pendidikan dan pelatihan baru non klasikal sebagai strategi mempersiapkan para PNS.
Pembicara selanjutnya dalam kegiatan ini adalah Presiden Joko Widodo. Dalam paparannya, presiden menyampaikan bahwa CPNS 2017 merupakan generasi pilihan dan terbaik, dikarenakan dari 2.433.656 orang yang melamar, yang dinyatakan lulus seleksi hanya 33.155 orang atau sekitar 1,4%. Hal ini tentu menjadi suatu kebanggaan. Tetapi di sisi lain, hal ini menjadi sebuah tanggungjawab yang besar untuk CPNS 2017 dikarenakan mereka nantinya harus memikul tanggungjawab sosial, hukum dan ketertiban sosial, etika dan sopan santun. Beliau mengingatkan, CPNS jangan hanya “kepo” kepada mantan pacarnya saja, tetapi juga harus “kepo” (memiliki rasa keingintahuan) akan perkembangan teknologi, politik, dan sosial. CPNS yang merupakan calon birokrat harus dapat melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sudah seharusnya birokrasi di Indonesia berjalan secara efisien, tidak lagi mempersulit apa yang seharusnya bisa dilakukan secara cepat. CPNS harus dapat menjadi jawaban konkret dari tantangan Era Industri 4.0.
Pembicara selanjutnya dalam kegiatan presidential lecture adalah Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Pada kesempatan itu Sri Mulyani mengingatkan CPNS untuk tidak alergi dengan dunia luar. Masyarakat Indonesia harus terbuka dengan dunia internasional agar tidak ketinggalan dalam teknologi dan informasi. Sri Mulyani mengatakan, CPNS harus mampu menambah ilmu dan memperbaiki diri sesuai dengan perkembangan zaman. Termasuk melakukan kemudahan kinerja dengan memanfaatkan teknologi di institusi di mana ditempatkan. Kemudian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan CPNS mengenai pentingnya memberikan perubahan dalam suatu institusi.
Sri Mulyani juga memaparkan hasil survei dari World Economic Forum yang menyatakan bahwa reputasi birokrat di Indonesia belum melayani, belum efisien sehingga dibutuhkan CPNS yang berkontribusi bagi institusinya. Menteri Keuangan tersebut mengingatkan juga, jangan sampai setelah 5 tahun menjadi bagian dari birokrasi karena tidak melakukan perubahan CPNS yang sudah terpilih dengan seleksi yang begitu ketat ini malah menjadi bodoh.Pada akhir pidatonya, Sri Mulyani mengingatkan para CPNS untuk tidak pernah berhenti untuk mencintai Indonesia.
Pada kesempatan tersebut juga turut memberikan pidato, kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila, Bapak Yudi Latif. Yudi Latif mengingatkan kembali akan pentingnya menjaga ideologi pancasila. Pancasila merupakan landasan bagi rakyat Indonesia dalam bersikap dan berprilaku. Yudi Latif kemudian menjelaskan satu persatu nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap sila Pancasila. Ada 5 isu strategis dalam pembinaan ideologi Pancasila, yaitu tentang pemahaman pancasila, inklusi sosial, pelembagaan pancasila, keadilan sosial, dan keteladanan pancasila.
Kegiatan presidential lecture juga mengundang CEO GO-JEK, Nadiem Makarim. Nadiem bercerita tentang trend yang sedang berlangsung adalah ekonomi digital. Ekonomi digital saat ini menjadi penggerak perekonomian Indonesia, bahkan ekonomi dunia. Perkembangan pesat teknologi (ekonomi digital) bisa membantu pertumbuhan perekonomian negara seperti apa yang sudah dilakukan oleh GOJEK. Gojek sudah bermitra dengan lebih dari 1000 orang driver. Seorang driver gojek bisa memiliki penghasil perbulan rata-rata 4,2 juta. Nadiem bercerita tentang bagaimana GO-JEK yang mampu menghasilkan keuntungan yang besar tetapi dengan nol aset fisik. Begitulah ekonomi digital bekerja. Kemudian dia juga menyampaikan bagaimana kontribusi GO-JEK terhadap pembukaan lapangan kerja di Indonesia saat ini.
Selanjutnya, Nadiem berpesan bahwa setiap organisasi harus memiliki pilar. Ada tiga pilar yang menjadi pegangan GO-JEK, yiatu speed, innovation, dan social impact. Selain itu, dalam membangun sebuah usaha harus mempertimbangkan kebermanfaatan bagi orang lain atau publik. Nadiem juga menyatakan bahwa PNS sebagai abdi negara dan abdi masyarakat harus dapat melihat peluang ini dengan memaksimalkan penggunaan teknologi dalam berbagai kegiatan pemerintahan terutama dalam kaitan pemberian layanan kepada masyarakat.
Penulis : Muhammad Taufan Qohar, Utari, Hendra Nugroho Saputro, Israini Miradina, Masrully (CPNS Kanigara Tahun 2017)