Apakah anda anggota tim yang DIRINDUKAN?
3 ciri anggota tim yang ideal
Sebuah buku yang ditulis oleh Patrick Lencioni, berjudul The Ideal Team Player, menceritakan bagaimana Jeff Shanley yang merupakan salah satu pendiri Silicon Valley meninggalkan karir lamanya untuk memulai usaha barunya sendiri di bidang konstruksi. Shanley bersama Clare Massic, Direktur SDM di perusahaan konstruksinya, mendefinisikan kualifikasi seorang anggota tim yang baik (team player) dalam usahanya untuk merekrut talenta yang sesuai untuk proyek-proyeknya. Hasilnya, mereka mengidentifikasi tiga ciri-ciri yang membedakan seorang team player dengan anggota tim yang biasa-biasa saja. Ketiga ciri tersebut adalah kerendahan hati; ambisi; dan berorientasi pada manusia.
Kerendahan hati. Ciri ini merupakan yang terpenting di antara ketiganya. Seorang pemain tim (team player) tidak memiliki ego yang besar atau terpaku pada status. Dia akan dengan cepat mengangkat kontribusi orang lain dan tidak haus akan pengakuan diri (baca: caper atau cari perhatian). Dalam tim, orang ini melihat kesuksesan sebagai hasil bersama bukan usaha individual. Seseorang yang tinggi hati sulit menerima kritik dan membangun kepercayaan sehingga tidak bisa terlibat dalam konflik yang sehat.
Ambisi. Kata ambisi di sini diartikan sebagai rasa lapar untuk mencari sesuatu yang lebih, baik itu dalam bentuk tugas pekerjaan, pengetahuan pembelajaran, maupun tanggung jawab. Anggota tim ini tidak perlu dipaksa untuk bekerja karena dia memiliki motivasi diri yang kuat dan rajin dalam berkarya. Orang seperti ini selalu memikirkan langkah dan kesempatan berikutnya yang bisa dilaksanakan. Tapi perlu diingat bahwa memiliki ambisi bukan berarti ambisius, karena yang terakhir ini akan menghalalkan segala cara untuk meraihnya.
Berorientasi pada Manusia. Team player seperti ini memiliki kecerdasan dalam konteks tim kerja, yakni bukannya ber-IQ tinggi, tetapi memiliki kepekaan terhadap manusia. Dia mengetahui apa yang terjadi di dalam tim dan bagaimana berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Dalam konteks rapat, orang yang berorientasi pada manusia akan menyampaikan pertanyaan dengan adab yang baik, mendengarkan perkataan orang lain, dan tetap terlibat aktif dalam pembicaraan. Orang dengan kebalikan dari ciri ini justru menimbulkan permasalahan yang tidak perlu saat dia terlibat dalam konflik yang produktif[1] atau sedang meminta pertanggungjawaban seseorang atas pekerjaannya.
Menurut penulis buku ini, Lencioni, ketiga ciri ini sangat penting dimiliki oleh team player yang ideal. Bahkan, hilangnya satu ciri akan mambuat kerja tim menjadi sulit atau, lebih parah lagi, mustahil untuk berjalan dengan efektif.
Penulis: Agus Wahyuadianto. PNS di PKP2A I LAN.
Disarikan dari tulisan John Scorza dengan judul asli “3 Essential Virtues of the Ideal Team Player” yang dimuat dalam HR Magazine’s Book Blog pada 11 Mei 2016 di laman: https://www.shrm.org/.
[1] Konflik yang produktif (productive conflict) adalah diskusi bebas untuk menemukan solusi yang nyaman bagi semua pihak dengan cara mengungkapkan pendapat sebebasnya tanpa kekhawatiran akan perbedaan pendapat. (Untuk pendapat lebih lengkap silahkan membaca http://www.familybusinessadvisorsnetwork.com/productive-vs-unproductive-conflict-asp/)