Sumedang - Peningkatan kualitas ASN Indonesia idealnya dilaksanakan mengacu pada hasil asesmen potensi dan kompetensi yang mampu menghasilkan gambaran objektif tentang kapasitas aparatur. Hasil asesmen yang akurat bukan hanya membantu menempatkan pegawai pada posisi yang paling sesuai, tetapi juga menjadi dasar bagi pengembangan karier, pola mutasi, dan penguatan manajemen talenta secara nasional. Demikian disampaikan oleh Kepala Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Talenta ASN Nasional (Pusjar SKTAN), Drs. Riyadi, M.Si, saat menerima benchmarking BPSDM Kementerian Perhubungan, Kamis (11/12)
Dalam sambutannya, Riyadi menegaskan bahwa asesmen berkualitas menjadi fondasi penting bagi transformasi SDM aparatur. Ia menjelaskan bahwa BLPK memiliki fungsi strategis di bawah Pusjar SKTAN, dengan layanan pemetaan potensi dan kompetensi bagi ASN. Layanan tersebut mencakup proses seleksi dan pengisian jabatan, pemetaan talenta, penyusunan instrumen penilaian berbasis perilaku melalui simulasi assessment center, hingga penyampaian umpan balik berbasis data.
Riyadi juga menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga untuk memperkuat praktik asesmen nasional. Ia berharap benchmarking ini mendukung Kemenhub dalam meningkatkan standar penilaian potensi dan kompetensi, sehingga kebijakan pengembangan SDM berbasis merit dapat berjalan lebih terarah dan dapat diukur hasilnya.
Kepala Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan (PPSDMAP), Ali Fikri, S.H., M.Kn menyampaikan bahwa tujuan kunjungan adalah mempersiapkan dukungan fasilitas asesmen yang memadai bagi SDM aparatur Kemenhub. Pembangunan assessment center menjadi langkah penting untuk memastikan seluruh proses manajemen talenta berjalan transparan, objektif, dan selaras dengan kebijakan nasional.
Pada sesi diskusi, Kepala BLPK Pusjar SKTAN, Novel Saleh Seff, S.Sos., M.A.P, memaparkan pengalaman panjang unit tersebut dalam mengelola assessment center. Ia menyebut bahwa BLPK berdiri sejak 2010 dan mulai berjalan penuh pada 2012. Menurutnya, perjalanan membangun assessment center tidak mudah karena membutuhkan struktur kelembagaan yang kuat, SDM yang kompeten, dan sarana prasarana yang memenuhi standar teknis.
Dalam paparannya, Novel memberikan rekomendasi strategis kepada BPSDM Kemenhub mengenai proses membangun assessment center. Ia menyarankan agar pembangunan dilakukan melalui tiga jalur paralel: penguatan kelembagaan, pengembangan SDM asesor dan tenaga teknis, serta peningkatan sarana prasarana. Menurutnya, dua aspek terakhir memiliki bobot penilaian tinggi dalam proses akreditasi, sedangkan aspek kelembagaan menjadi pondasi terbesar yang menentukan keberhasilan keseluruhan.
Ia juga menegaskan bahwa calon asesor harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari pemahaman substansi hingga penguasaan metodologi asesmen. Dengan SDM yang profesional, kelembagaan yang kuat, dan sarpras yang sesuai standar, assessment center dapat menjalankan fungsi strategis dalam mendukung pengembangan talenta ASN secara nasional.
Kegiatan benchmarking ditutup dengan dialog, peninjauan fasilitas assessment center, dan komitmen kerja sama lanjutan antara Pusjar SKTAN dan BPSDM Kementerian Perhubungan. Langkah ini diharapkan mempercepat penguatan asesmen ASN, yang pada akhirnya mendukung implementasi sistem merit secara lebih konsisten di seluruh instansi pemerintah.






