Artikel
Fotografi Bukan Sekedar Cekrek !
Rabu, 22 Maret 2023 | 11:42:23 WIB - Jumlah Dilihat: 239
 
 

Seringkali orang beranggapan bahwa mengambil sebuah foto itu tinggal jepret-jepret, tekan tombol shooter, kemudian selesai, dan jadilah sebuah foto. Demikian halnya saya, awalnya beranggapan demikian. Dalam kenyataannya, sebuah fotografi, banyak aspek yang harus diperhatikan agar bisa menghasilkan sebuah foto yang bagus hingga mampu untuk menarik siapa saja penikmatnya.

 

Pengertian Fotografi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fotografi diartikan sebagai seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Sedangkan menurut Wikipedia fotografi berasal dari Bahasa Inggris yaitu ‘photography’ yang mana berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘photos’ artinya cahaya dan ‘Grafo’ yang artinya menulis atau melukis. Sehingga secara umum fotografi dapat diartikan sebagai proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sementara itu menurut Ansel Adams, fotografi adalah sebagai media berekspresi dan komunikasi yang kuat, menawarkan berbagai persepsi, interpretasi,dan ekseskusi yang tak terbatas.

Berdasarkan pengertian fotografi di atas bisa disimpulkan bahwa fotografi merupakan aktivitas mengambil gambar melalui kamera untuk menghasilkan karya seni dan bisa dinikmati baik diri sendiri atau publik. Maka dari itu, fotografi memiliki banyak teknik yang bisa membantu dalam menghasilkan berbagai karya yang membuat orang tertarik untuk melihatnya. Pengalaman pertama memegang sebuah kamera, ketika saya bekerja pada sebuah sekolah taman kanak-kanak. Saat itu saya ditugasi oleh kepala sekolah untuk mengambil dokumentasi baik kegiatan outdoor maupun indoor. Awalnya saya bingung cara menggunakan kamera, karena sama sekali tidak memiliki basic tentang fotografer. Hal pertama yang saya lakukan adalah mempelajari tombol-tombol yang terdapat pada kamera. Selanjutnya saya mempelajari menu yang tersedia pada kamera tersebut, termasuk fitur apa saja yang bisa digunakan. Kamera pertama yang saya gunakan adalah Canon EOS D70, untuk kebutuhan dokumentasi kegiatan sekolah. Kamera ini dapat dikatakan, bukanlah jenis kamera professional yang harganyapun bisa mencapai hingga puluhan juta rupiah.

Berangkat dari pengalaman pertama ini, saya terkesan dan memiliki ketertarikan pada dunia fotografer. Selanjutnya saya terus mendalami dunia fotografi, meski sebatas kegiatan di lingkungan kantor. Meski demikian, pimpinan dalam hal ini kepala sekolah berharap bahwa hasil jepretan saya bagus, menarik sebagai sebuah foto. Harapan pimpinan, foto-foto yang dihasilkan layak dipublikasikan media masa.Upaya yang dilakukan membuahkan hasil saat itu, hingga photo kegiatan dimuat media cetak Harian Umum Pikiran Rakyat.

Ketertarikan pada dunia fotografi berlanjut di dunia kerja baru, yaitu di Puslatbang PKASN. Penempatan bekerja di unit Humas Protokol Puslatbang PKASN mendorong saya lebih banyak belajar tentang potret-memotret. Pimpinan Puslatbang PKASN memberikan kepercayaan untuk mengelola dokumentasi kegiatan, baik kegiatan lingkup internal seperti pertemuan pegawai, rapat unit, diskusi pegawai hingga olahraga bersama. Juga kegiatan yang berkolaborasi dengan lingkungan eksternal seperti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II, Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA), Pelatihan kepemimpinan Pengawas (PKP), hingga Pelatihan Dasar atau Latsar CPNS yang diselenggarakan poksi Latbang.

Adapun kegiatan yang diselenggarakan bersama eksternal lainnya adalah Penilaian atau pemetaan kompetensi pada BLPK Puslatbang PKASN, kegiatan kajian pada Poksi Analis kebijakan bahkan pada Bagian Umum pun terdapat banyak kegiatan yang menghadirkan pihak eksternal. Berpindah kerja pastinya mendapatkan hal yang baru, mulai dari tim baru, kegiatan baru hingga peralatan pendokumentasian yang baru sebagai “senjata” saya dalam bekerja. Senjata terbaru terkini saya sebagai pengelola dokumentasi Puslatbang PKASN adalah kamera Fuji Film X-A7. Saya pun berkesempatan banyak mempelajari fitur dan menu-menu yang pastinya berbeda dengan Kamera Canon yang dulu menjadi andalan saya. Selain Kamera Fuji Film X-A7, saya berkesempatan menggunakan jenis kamera untuk proses syuting,yaitu kamera berukuran besar merk Sony dengan kualitas gambar 1920 HD.

Kesempatan mempelajari fotografi semakin terbuka luas, suatu hari pada Bulan Oktober Tahun 2022 saya ditugaskan mengikuti pelatihan Videografi dan Fotografi di kampus Politeknik STIA LAN Bandung. Pada pelatihan tersebut saya mendapat banyak ilmu dan wawasan baru,diantaranya:

Teknik Pengambilan Gambar

Teknik Pengambilan gambar memiliki beberapa cara antara lain:

  • Extreme Long Shot

Extreme long shot adalah teknik di mana kamera akan diposisikan sejauh-jauhnya dari subjek, biasanya menggunakan lensa wide, yang tujuannya membuat subjek yang ada di dalam frame tampak kecil ketika dibandingkan dengan lokasi di sekelilingnya

  • Long Shot

Long shot adalah teknik pengambilan gambar dengan area frame yang lebar, artnya selain objek utama background juga tertangkap oleh kamera dengan luas yang cukup besar.

  • Medium Long Shot

Medium long shot adalah teknik pengambilan gambar dengan area frame yang sempit dan hanya memotret sebagian tubuh saja. Apabila objek fotonya adalah manusia maka batas pengambilannya hanya dari lutut hingga batas kepala dan memberikan sedikit ruang di ataskepala.

  • Close Up

Close up adalah teknik pengambilan gambar lebih dekat pada objek manusia sebatas bahu hingga kepala. Teknik close up berfungsi dalam menampilkan detail karakter atau ekspresi wajah seseorang.

  • Big Close Up

Big close up adalah teknik pengambilan gambar yang hanya mengambil bagian wajah secara terperinci pada objek manusia, biasanya jika objek foto adalah manusia maka batas pengambilan foto hanya dari bagian wajah saja. Tujuanya adalah untuk mengekspose ekspresi wajah lebih jelas.

  • Extreme Close Up

Extreme close up adalah teknik pengambilan gambar secara lebih terpusat hanya pada satu bagian tertentu objek secara detail. Cakupan area frame hanya terfokus pada bagian tertentu, misalnya pada manusia yaitu kelopak mata, hidung, atau bibir saja.

 

Berbeda dengan dunia kerja sebelumnya saat masih bekerja di Taman Kanak-Kanak, di Puslatbang PKASN saya mendapatkan banyak kesempatan melakukan banyak hal terkait dokumentasi kegiatan. Bukan hanya sekedar foto memfoto, saya sering dimintai untuk mengerjakan pembuatan video mulai dari pengambilan gambar syuting hingga pengeditan video. Bertugas di unit humas protokol Puslatbang PKASN yang bukan hanya mengurusi dokumentasi, membuat saya mendapatkan pelajaran banyak hal. Humas protokol yang bertugas pendokumentasian, mengelola acara, menyiapkan acara dan publikasi menjadikan saya mendapatkan pembelajaran dan pengalaman banyak hal.

 

Penulis :Jatnika Hardi, S. Kom – PPNPN Puslatbang PKASN

 
LOGIN PEGAWAI