Artikel
Menyongsong ASN Merdeka Belajar
Jumat, 10 Maret 2023 | 10:15:04 WIB - Jumlah Dilihat: 91
 
 

Birokrasi kerap dihadapkan pada kondisi yang penuh ketidakpastian. Terobosan dan inovasi menjadi keniscayaan di era disrupsi saat ini. Perubahan mindset dan cultureset menjadi sebuah keharusan dalam menghadapi perubahan. Pandemi Covid-19 telah mengajarkan banyak perubahan dan adaptasi pada dunia birokrasi. Konsep-konsep e-government menjadi budaya yang menyebar secara masif dalam transformasi birokrasi ke arah digital di masa pandemi.

Transformasi digital juga terjadi secara menyeluruh pada pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN). Pengembangan kompetensi ASN tidak berhenti di masa pandemi. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) yang bertugas sebagai Pembina dan penyelenggara pendidikan dan pelatihan ASN berbasis kompetensi menjadi pelopor pengembangan kompetensi ASN secara daring. Pengembangan kompetensi ASN saat ini menjadi fokus penting pemerintah yang kemudian diangkat menjadi program prioritas nasional. Setiap ASN diberikan hak pemenuhan pengembangan kompetensi sebesar 20 jam pelajaran per tahun.

Sejalan dengan hal tersebut LAN juga mendorong perubahan paradigma pada pengembangan kompetensi yang awalnya fokus dari training menjadi learning. Training lebih mengedepankan fokus pada pelatihan, terjadwal, pelaksanaan yang tersentral dan mempunyai standar khusus. Sementara pada konsep learning, setiap ASN akan fokus pada pembelajaran, pengembangan kompetensi tidak tersentral sehingga dapat dilaksanakan di mana saja, serta sistem pembelajaran yang telah mengalami modifikasi. Pada konsep learning juga mengedepankan keselarasan perkembangan digital dengan pengembangan kompetensi. Harapannya perubahan pola pikir tidak hanya menjadi tanggung jawab lembaga pelatihan saja, tetapi menjadi target bersama yang akan dicapai oleh setiap insan ASN.

Perubahan paradigma pengembangan kompetensi ASN turut menginisiasi lahirnya ASN Merdeka Belajar. Konsep Merdeka Belajar lebih dulu dikenal di dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengedepankan esensi kemerdekaan berpikir di ruang lingkup pendidikan. Merdeka Belajar mendukung penerapan inovasi dalam dunia pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan lingkungan dan budaya di sekitar. Untuk mewujudkan hal tersebut maka otoritas pengelolaan pendidikan dikembalikan kepada sekolah dan pemerintah daerah. Sehingga akan memberikan fleksibilitas dalam dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Tentunya dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan pemerintah dalam mencapai tujuan nasional pendidikan.

ASN Merdeka Belajar menjadi pondasi awal dalam menciptakan ASN yang unggul di dunia birokrasi. Lahirnya ASN Merdeka Belajar juga menjadi angin segar dalam pengembangan kompetensi ASN. ASN Merdeka Belajar bertujuan mengoptimalisasikan pengembangan kompetensi ASN. Sejalan dengan konsep learning, pengembangan kompetensi tidak lagi dilakukan hanya di dalam kelas saja, juga dengan menggunakan banyak banyak cara, metode, media, sehingga dapat menghimpun pengembangan kompetensi dengan cara yang berbeda. Transformasi dalam pengembangan kompetensi tidak hanya menjadi formalitas saja, ada titik hubung terhadap target karir dan target peningkatan kinerja organisasi.

ASN Merdeka Belajar mendorong ASN untuk semakin kreatif dalam mengembangkan kompetensinya. Pendekatan yang dibangun adalah dengan memberikan kebebasan kepada ASN dalam memilih metode pengembangan kompetensinya. Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), pengembangan kompetensi untuk ASN terdiri atas pendidikan dan pelatihan. Pada konteks pengembangan kompetensi melalui pelatihan terdiri atas pelatihan klasikal dan pelatihan non klasikal. Semakin beragamnya jenis pengembangan kompetensi ASN tentunya akan memudahkan dalam pemilihan dan pelaksanaannya. Keterbatasan anggaran dan waktu tidak lagi menjadi tantangan terbesar dalam pengembangan kompetensi.

Kesempatan pengembangan kompetensi akan diberikan lebih luas lagi kepada seluruh ASN di Indonesia dengan menekankan pada konsep Merdeka Belajar. Konsep ini diharapkan mampu menciptakan ASN unggul di dunia birokrasi. Merdeka Belajar mendorong pengembangan kompetensi ASN sesuai dengan kebutuhan yang relevan terhadap pengembangan karir ASN. Sehingga dapat memprediksi kebutuhan target karir ASN di masa depan.

Pengembangan kompetensi tidak lagi dilakukan secara klasikal saja, hal ini tentunya mendorong widyaiswara, coach, mentor, dan tenaga lainnya untuk lebih leluasa dalam menggunakan metode dalam menyelenggarakan pengembangan kompetensi. Sehingga dalam penerapan ASN Merdeka Belajar dapat menghimpun pengembangan kompetensi dengan cara yang berbeda. Lembaga pelatihan mempunyai peranan dalam menyusun rencana pengembangan kompetensi. Tantangan terbesar adalah kesiapan lembaga pelatihan untuk mampu beradaptasi dengan proses digital. Lembaga pelatihan tidak hanya menyiapkan sumber daya penyelenggara dan pengajar, tetapi juga menyiapkan perangkat dan sistem yang dibutuhkan.

Saat ini telah terjadi perubahan paradigma, pengembangan kompetensi tidak lagi merupakan penugasan semata, melainkan telah menjadi kebutuhan setiap ASN. Kesiapan lembaga pelatihan menghadapi era digital akan sejalan dengan Lembaga Administrasi Negara yang mendorong ASN Merdeka Belajar dimanapun dan kapanpun. Sehingga pengembangan kompetensi di era ASN Merdeka Belajar akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Semoga, 

Henri Sinurat -

 
LOGIN PEGAWAI