Artikel
Lupa PHBS....???
Rabu, 16 September 2020 | 02:28:39 WIB - Jumlah Dilihat: 587
 
 

Oleh: dr. Intan Veronika Marbun

Indonesia bahkan dunia dilanda pandemi Covid-19 yang ditetapkan oleh WHO sejak Maret 2020. Lantas apakah sekarang pandemi itu telah berakhir? Sampai saat saya menghasilkan tulisan ini, status pandemi itu belum dicabut. Bukan hanya status pandeminya yang belum dicabut, bahkan pengenalan akan virus penyebabnya (SARS CoV-2) dan pengobatannya pun masih dalam penelitian. Ya wajar saja, karena virus jenis corona ini adalah jenis virus yang baru ditemukan sehingga risetnya pun butuh waktu yang tidak singkat. Ilmu terhadap virus ini secara dinamis masih akan terus diupdate. Banyak faktor yang menjadikan virus ini dilaporkan mengakibatkan gejala yang tidak spesifik di berbagai negara yang terinfeksi. Beberapa faktornya adalah: host, pejamu, dan lingkungan. Untuk Wuhan, sebagai wilayah pertama yang melaporkan kasus ini ditemukan gejala demam, batuk, bahkan dapat menyebabkan sesak napas pada pasien-pasien yang terjangkit, serta dapat berujung kematian. Untuk Indonesia, awalnya kumpulan gejala seperti di Wuhan tampak hampir sama. Tapi tidak berapa lama kemudian, gejala non spesifik dilaporkan pada kasus yang terkonfirmasi (positif Covid-19). Hanya mengeluhkan badan pegal-pegal, rasa lemah dan lelah, pusing, dan gangguan saluran cerna ternyata terlapor pada kasus positif Covid-19 dengan pemeriksaan diagnostik molekuler atau yang dikenal PCR (Polymerase Chain Reaction).

Lantas apa kaitannya PHBS dengan pembahasan panjang lebar di atas? Sangat berhubungan erat. Saya mengingatkan kembali bahwa faktor infeksi virus bisa dipengaruhi oleh host, pejamu, dan lingkungan. Tiga hal tersebut berkaitan erat dengan PHBS. Nah, untuk menjelaskan korelasinya, kita bahas tentang PHBS di sini. PHBS adalah perilaku yang berkiblat pada kesehatan. I named it safe. Bersih, bugar, sehat, dan maka kita akan aman. Bagi pembaca yang lupa PHBS, berikut diingatkan kembali beberapa perilaku yang direkomendasikan untuk kesehatan.   

  1. CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

Cucilah tangan Anda dengan sabun yang mengandung antiseptik dan air mengalir. Tahukah Anda ada berapa banyak mikroorganisme (kuman dan virus) yang terdapat pada telapak tangan kita? Penelitian mendata ada sekitar 535 CFU/cm² mikroorganisme. Wah sangat banya bukan. Kuman itu terdiri dari mikroorganisme komensal (flora normal) dan pathogen (yang dapat menyebabkan penyakit). Jika kotoran terlihat menempel di tangan Anda, akan lebih disarankan menggunakan sabun cuci tangan dan air mengalir. Hand saniizer (yang mengandung etanol minimal 60%) digunakan sebagai opsi alternatif jika kotoran tidak tampak menempel di tangan. Ada penelitian melampirkan bahwa melakukan CTPS membunuh kuman lebih baik dan lebih banyak dibandingkan penggunaan hand sanitizer.

      2. Hindari memegang area wajah.

Covid-19 dengan virus penyebabnya adalah golongan coronavirus dimana sifat penularan zoonosis (animal to human transmitted) dan didapati juga penularan human to human transmitted, dengan port de entre (jalur masuk) dari virus ini adalah saluran nafas, maka sangat ditekankan untuk tidak memegang area wajah. Ketika virus menempel di tangan dan tanpa sengaja dengan tangan tersebut memegang wajah, maka hal tersebut semakin mendekatkan virus masuk ke saluran nafas. Sadarkah kita ada berapa banyak kuman/mikroorganisame termasuk virus yang menempel di tangan kita masing-masing?

     3. Gunakan masker dengan benar

Salah satu jalur penularan infeksi melalui saluran nafas. Nah menggunakan masker dengan benar adalah salah satu upaya pencegahan penularan infeksi tersebut saat Anda berada di tempat umum. Gunakan masker di mana masker menutupi mulut, hidung, dan dagu. Pastikan sebelum dan sesudah memakai masker, cuci tangan juga ya. Ingat juga untuk mengganti masker secara rutin jika sudah basah atau kotor atau gantilah tiap 4 jam sekali.

     4. Etika batuk.

Saat batuk, tutup mulut dengan tisu kemudian buang tisunya ke tong sampah. Jika sangat terpaksa (tidak ada tisu), gunakan lengan atas baju Anda untuk menutup mulut saat batuk. Jangan biarkan percikan ludah anda menyebar bahkan menempel ke berbagai permukaan benda dan orang sekitar. Tahukah Anda setiap kali berbicara, bersin, dan batuk ada banyak mikroorganisme yang ikut keluar bersamaan dengan droplet/percikan ludah. Penelitian dari University of Bristol, Inggris, menemukan bahwa rata-rata bersin atau batuk melepaskan sekitar 100000 kuman dengan kecepatan hingga 160 kilometer perjam.

Dan perlu diketahui ada banyak mikroorganisme (bakteri maupun virus) yang mampu bertahan berjam-jam di permukaan benda. Sebagai contoh virus yang sedang menghawatirkan kita saat ini adalah SARS-CoV 2. Menurut penelitian, virus inimampu bertahan di permukaan benda antara beberapa jam hingga beberapa hari. Virus dapat bertahan lebih dari 72 jam pada permukaan berbahan plastik dan stainless stell, kurang dari 4 jam pada permukaan berbahan tembaga atau kaleng, dan kurang dari 24 jam pada permukaan berbahan kertas/karton/kardus.Maka dari itu jika Anda merasa suatu permukaan mungkin terinfeksi, bersihkanlah dengan desinfektan. Dan bukan hanya saja menempel pada permukaan benda pada tapi juga dapat melayang di udara pada droplet yang terkategori aerosol (droplet yang lebih kecil). Aerosol biasanya dapat dihasilkan pada intervensi tindakan medis di Rumah Sakit.

  1. Ganti pakaian sepulang dari tempat umum.

Penelitian dari FK UI tahun 2005 melampirkan data ada sejumlah 1,20 x 10? koloni mikroorganisme pada pakaian kontrol. Artinya dengan pemakaian dan pemaparan dari tempat kerja akan menghasilkan jumlah koloni yang lebih banyak lagi. Nah bayangkan seberapa banyak koloni yang kita bawa pulang ke rumah. Maka dari itu jika Anda sehabis bepergian ke luar rumah, segeralah ganti pakaian Anda dengan pakaian bersih.

      6. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik di sini bukanlah melakukan aktivitas rutin pekerjaan seperti duduk lama di depan komputer ataupun melakukan pekerjaan rumah rutin. Aktifitas fisik yang dimaksud di sini adalah melakukan olahraga. Aktifitas yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga. Dengan melakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari selain menambah kebugaran tubuh juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

      7. Makan dengan gizi yang seimbang.

Dari mana kita tahu gizinya sudah seimbang? Kita dapat melakukannya dengan menambahkan sayur dan buah setiap hari pada setiap makan utama.

Sayur dan buah mengandung berbagai macam vitamin. Apalagi di era pandemi Covid-19 ini, kandungan vitamin C dan E yang terdapat dalam makanan/minuman. Seperti diketahui Covid-19 menyerang sistem kekebalan tubuh. Nah.., salah satu cara meningkatkannya dengan mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung vitamin C dan E tersebut. Membiasakan konsumsi sehat yang alami akan lebih baik daripada konsumsi kemasan seperti suplemen. Oh ya ada tips bagaimana memaksimalkan vitamin dan mineral pada sayur dan buah. Untuk sayur lebih baik diolah dengan cara dikukus. Pada buah, lebih baik dimakan langsung tanpa pengolahan juice. Dan pastikan juga sayur dan buah dicuci terlebih dahulu ya.

      8. Minum air putih/ mineral 8 gelas/hari

      9. Berjemur di bawah sinar matahari.

Sinar matahari sangat bermanfaat sebagai sumber energi utama untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D. Vitamin D tpunya efek imunomodulator yang digunakan untuk meningkatkan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia. Untuk mendapatkan aktivasi yang optimal, dianjurkan berjemur dari pukul 10:00-13:00 cukup selama 15 menit. Dan jangan lupa pakai topi serta pastikan mengoleskan sunscreen ke kulit 15 menit sebelum berjemur ya.

      10. Istirahat (tidur malam) berkualitas selama 6-8 jam/hari.

Saat Anda sedang beristirahat malam, saat itulah terjadi pemulihan sel-sel tubuh yang penting untuk tubuh. Bukan tidur-tidaran sepanjang WfH ya, hahaha…

      11. Jaga kesehatan mental

Kondisi kesehatan mental dan pikiran kita juga berperan dalam kesehatan fisik kita. “Mens sana in corpore sano", artinya di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Kelola stress dengan lingkungan ataupun bacaan yang positif. Berpulang pada kedua telapak tangan untuk berdoa adalah tempat terbaik untuk jiwa.

Apakah Anda sudah ingat betapa pentingnya PHBS? Karena harapan kita semua adalah saya sehat, Anda sehat, kami sehat, kita semua sehat, Indonesia sehat, dan Indonesia maju.

 
LOGIN PEGAWAI