Artikel
Melatih Sikap Asertif, Membuat Konflik menjadi Hal yang Membangun oleh Pratiwi
Senin, 9 Mei 2016 | 10:31:51 WIB - Jumlah Dilihat: 1299
 
 

Apakah kita sering berbeda pendapat dengan rekan kerja? Apakah konflik adalah sesuatu yang harus dihindari? Apa yang perlu dilakukan ketika konflik terjadi agar dapat diselesaikan tanpa menyakiti pihak yang berkonflik dengan kita? Mungkinkah konflik memiliki dampak yang positif dalam kehidupan organisasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak jarang menjadi dilemma ketika beberapa anggota organisasi mengalami ketidaksepahaman tentang sesuatu.

Bisakah Konflik Membangun?

Seorang Sosiolog Jerman, George Simmel, memandang bahwa konflik dalam organisasi bukanlah sebuah hal yang destruktif (menghancurkan) dan menakutkan. Sosiolog yang banyak menerbitkan karya pada abad ke 19 ini membangun teori bahwa konflik dapat menjadi hal yang konstruktif (membangun) dan berkontribusi positif bagi pencapaian kinerja organisasi. Menurutnya, konflik dapat menjadi konstruktif ketika beberapa pihak yang berkonflik dapat mengomunikasikan perbedaan secara terbuka sehingga beberapa kepentingan, keberagaman, dan persepsi dapat diidentifikasi karena pada dasarnya setiap anggota dalam organisasi ingin mencapai satu tujuan yang sama meski persepsi anggotanya sangat berbeda-beda. Sebaliknya, konflik dapat menjadi destruktif (menghancurkan) ketika ia terus menerus dihindari hingga akhirnya kepentingan beberapa pihak menjadi tidak terakomodasi sehingga menjadi duri yang kian meruncing dalam organisasi.

Bagaimana membuat konflik berkontribusi positif dalam kehidupan organisasi?

Untuk mengubah konflik menjadi hal yang positif diperlukan sikap asertif. Sikap asertif adalah kemampuan diri untuk mengungkapkan perasaan, menyatakan keinginan dan pemikiran secara terbuka, mempertahankan hak pribadi dengan bahasa yang positif dan tanpa merendahkan orang lain. Banyak penelitian menyimpulkan bahwa sikap asertif berkontribusi positif bagi pengelolaan konflik dalam organisasi (Jhonson:1993; Indriati:2004; Ropac, dkk:2014). Kemampuan seseorang untuk bersikap asertif ini dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya latar belakang kebudayaan.  Terdapat beberapa penelitian menyimpulkan bahwa orang-orang yang berasal dari beberapa suku tertentu di Indonesia cenderung tumbuh dalam budaya yang tidak asertif (Iffah Fuadah, 2013; Pramadi dan Lasmono 2003). Latar belakang budaya bukanlah satu-satunya hal yang menentukan kemampuan asertif, namun juga pola asuh orang tua, tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan usia.

Bagaimana Cara Menilai dan Melatih Sikap Asertif?

Melatih diri dalam bersikap asertif ini dapat dilakukan beberapa tahap tergantung kondisi individu. Lebih lanjut, di PKP2A 1 LAN kita bisa menghubungi curhat corner untuk melatih sikap asertif tiap individu. Apakah kita sudah cukup asertif? Kita dapat mengukurnya sendiri dengan mengisi instrument di bawah ini sebagaimana disusun oleh Lutfi Fauzan dalam publikasinya berjudul Assertive Training: Pengembangan Pribadi Asertif dan Transaksi Sosial yang dipublikasikan melalui Kementrian Pendidikan Nasional pada 2007;

Kuis Asertifitas

Nilailah seberapa baik kita mampu bersikap pada situasi di bawah ini dengan ukuran skor 5: sangat baik; 4: baik; 3: tidak buruk, tidak baik; 2 : buruk, 1: tidak buruk.

No

Situasi

Skor

1

Sadar akan perasaan dan keinginan penting anda

 

2

Bebas dari pikiran tidak realistik yang menghambat pernyataan diri

 

3

Mampu terlibat dengan pembicaraan dalam hati yang berguna, bukannya membahayakan

 

4

Mampu mengembangkan hubungan pribadi melalui pengungkapan diri yang tepat

 

5

Mampu mengakui kekuatan dan kelemahan diri

 

6

Mampu secara tepat menyentuh dan tersentuh (perasaan)

 

7

Mampu menyatakan keinginan dan harapan kepada orang lain secara jelas

 

8

Mampu membuang pikiran yang menghambat untuk mengatakan “YA”

 

9

Mampu mengambil inisiatif

 

10

Menyatakan pikiran dan perasaan positif terhadap dan tentang orang lain

 

11

Mampu bertindak secara positif terhadap orang lain

 

12

Mampu mengakui kesalahan dan menghindari pembelaan diri sekedar untuk berkelit dari kesalahan

 

13

Mampu menyatakan pikiran dan perasaan negatif terhadap orang lain

 

14

Mampu menetapkan batasan diri dan mengatakan “TIDAK”

 

15

Mampu mengakhiri hubungan dengan tepat

 

16

Menghindari perlawanan terhadap paksaan orang lain yang salah

 

17

Menggunakan cara yang tepat bila Anda menyatakan diri anda

 

18

Mampu menghindari diri dari menghancurkan diri secara sia-sia

 

19

Bersikap tepat terhadap umpan balik dan kritik orang lain ketika  Anda sedang membuka diri

 

20

Mengetahui kapan Anda tidak perlu bersikap asertif

 

Scoring : 89 – 100 = sangat asertif; 71 –  87  = asertif; 54 –  70  = cukup asertif; 37 –  53  = kurang asertif; 20 –  36  = tidak asertif

Kuis Ketidakasertifan

Untuk melengkapi pemahaman kita tentang sejauh mana kita dapat bersikap asertif atau tidak, berikan skor 1 untuk setiap pernyataan dengan jawaban ‘ya’ dan skor 0 untuk setiap jawaban ‘tidak’

No

Pernyataan

Ya

Tidak

1

Saya takut menghadap atasan/pejabat/pimpinan

 

 

2

Saya terhambat untuk berhubungan dengan orang yang belum saya kenal

 

 

3

Saya tidak mampu menuntut hak-hak saya

 

 

4

Saya sulit mengatakan “TIDAK” kepada orang lain

 

 

5

Saya mudah tersinggung terhadap sikap seseorang terhadap saya

 

 

6

Saya merasa paling lemah di antara teman-teman sekelompok saya

 

 

7

Saya lebih banyak menuruti kemauan orang lain

 

 

8

Sering muncul perasaan bersalah bila tidak dapat memenuhi permintaan orang lain

 

 

9

Saya sering memendam perasaan marah saya

 

 

10

Saya melampiaskan kejengkelen pada benda-benda di sekitar saya

 

 

11

Saya sulit memulai pembicaraan pada seseorang

 

 

12

Saya sering ragu untuk mengambil inisiatif

 

 

13

Perasaan malu menghambat pergaulan sosial saya

 

 

14

Saya benci pada tindakan banyak orang

 

 

15

Saya sering tidak menyatakan keinginan saya

 

 

Scoring; 13 – 15 = tidak asertif; 10 – 12 = kurang asertif;  7 –  9  = cukup asertif; 4 –  6  = asertif; 0 –  3  = sangat asertif

 
LOGIN PEGAWAI